Anthropologi Sebagai Pendekatan Kajian Keislaman
Pengertian Antropologi dan Perkembangannya
Antropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, kata antropos yang berarti manusia atau individu dan logos yang berarti ilmu, secara terminologi antropologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang manusia. Antropologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bertujuan untuk memahami kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Antropologi khususnya mempelajari tentang asul-usul, ragam warna bentuk fisik ras, adat istiadat dan keyakinan manusia yang ada pada masa lampau. Antropologi sebagai bidang ilmu pengetahuan oleh Koentjaraningrat memiliki lima bidang riset, yaitu:
- Sejarah kejadian dan perkembangan manusia (evolusi dipandang dari segi biologis);
- Sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya;
- Sejarah asal, perkembangan dan penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia;
- Perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di seluruh dunia;
- Asas-asas kebudayaan manusia.
Dalam kajiannya, antropologi terbagi menjadi dua, yakni:
- Antropologi Fisik: Paleontologi yang mempelajari tentang asal usul manusia, evolusinya dan sejarahnya dengan meneliti melalui fosil-fosil.
- Antropologi Budaya, dalam antropologi ini terbagi menjadi beberapa hal, meliputi arkeologi; ethnologi; dan ethnografi.
Budaya dan Islam Dari Sudut Pandang Antropologi
Agama sendiri terbagi menjadi dua ajaran. Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan tuhan melalui para rosul-nya kepada umat manusia, di mana ajaran dasar agama tersebut terdapat dalam kitab-kitab suci yang memerlukan penjelasan, penafsiran dan cara pengamalannya. Ajaran dasar agama ini juga merupakan wahyu dari Tuhan yang bersifat absolut, benar, kekal, tidak berubah maupun tidak bisa diubah. Sedangkan penjelasan ahli agama terhadap ajaran dasar agama merupakan penjelasan dan hasil pemikiran yang cenderung bersifat tidak absolut, tidak mutlak benar, dan tidak kekal. Bentuk ajaran kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk tindakan dan sikap manusia merupakan produk interaksi sosial.
Agama memainkan peran pentimg terhadap kehidupan seseorang, termasuk sebagai pembentukan karakter dan moralitas.
Pendekatan antropologi dalam agama berawal dari preposisi bahwa agama tidak hanya berdiri sendiri, melainkan agama akan selalu berhubungan erat dengan pemeluknya. Setiap pemeluk agama memiliki sistem budaya dan kultur masing-masing. Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, menjadikan antropologi memiliki peran sangat penting dalam memahami agama. Antropologi mempelajari tentang manusia dan segala perilaku mereka untuk dapat memahami perbedaan kebudayaan manusia. Dalam konteks agama, antropologi mengamati keyakinan akan adanya kekuatan yang mempengaruhi kehidupan manusia yang berasal dari luar diri dan alam semesta yang tidak nampak oleh panca indera (supra-natural). Pendekatan antropologi budaya dan sosial dapat digunakan dalam upaya mengkaji fenomena keagamaan tersebut guna lebih memahami perilaku umat Islam dan dalam perkembangan kehidupan beragama umat Islam itu sendiri. Namun dalam penerapannya perlu menyelaraskan pendekatan antropologi ini dengan nilai-nilai agama islam. Antropologi mencoba untuk mengkaji hubungan antara agama dan institusi sosial yang terjadi dalam masyarakat, mengkaji hubungan antara agama dan kondisi ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan antropologi, seseorang dapat melihat bahwa doktrin dan fenomena agama tidak terisolasi tidak pernah lepas dari jaringan pranata sosial atau yang mendukung keberadaannya.
Pembauran Agama Dan Budaya
Terdapat dua proses pembauran Agama dan Budaya, yakni:
- Asimilasi, adalah proses pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan yang baru. Dalam konteks pembauran Agama dan Budaya berarti proses pencampuran antara agama dan budaya dengan hilangnya budaya asli dan membentuk kebudayaan baru. Menurut Danajaya, proses pembauran suatu suatu budaya bisa melalui dua proses asimilasi, yaitu asimilasi tuntas satu arah dan asimilasi tuntas dua arah.
- Akulturasi, adalah sebuah proses peleburan suatu budaya tanpa menghilangkan kebudayaan dari masing masing budaya. Atau dalam konteks pembauran Agama dan Budaya ini adalah proses peleburan antara Agama dan Budaya tanpa menghilangkan kebudayaan dari masing masing pihak atau tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan tersebut, contohnya ialah menara kudus, akulturasi antara islam (fungsi sebagai masjid) dengan hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama hindu); seni kaligrafi, akulturasi kebudayaan islam (tulisan arab) dengan kebudayaan Indonesia (bentuk-bentuknya bervariasi) (Poerwanti Hadi Pratiwi).
Komentar
Posting Komentar