Fenomenologi Sebagai Pendekatan Studi Keislaman

Metode Burhani Sebagai Sebuah Pendekatan

Burhani berasal dari kata burhān yang merupakan bentuk infinitif dari kata kerja barhana-yurbahinu yang berarti “membuktikan”. Jika kata burhan berarti “bukti” atau “petunjuk” yang sama dengan arti kata dalil dan bayyinah, maka kata burhani berarti “yang berkaitan dengan bukti”atau “yang bersifat pembuktian. Metode burhani adalah metode penalaran logis yang digunakan dalam filsafat Islam untuk mencari kebenaran melalui pembuktian dan argumentasi. Metode ini menggunakan logika dan pemikiran kritis untuk menguji premis atau asumsi yang diberikan, dan kemudian mengambil kesimpulan yang dapat diterima secara rasional. Metode burhani juga sering disebut sebagai metode demonstratif, karena mencari untuk membuktikan atau membuktikan kebenaran melalui bukti dan argumen yang kuat. Metode burhani ini dapat dilakukan pada berapa bidang, yakni: teologi, hukum Islam, dan filsafat Islam. 

Fenomenologi; Sebuah Pemaknaan Rasional

Fenomenologi merupakan gerakan filsafat yang diawali oleh Edmund Husserl (1859-1938). Fenomenologi adalah salah satu arus pemikiran yang paling berpengaruh pada abad ke-20. Kemudian dikembangkan oleh para filsuf seperti Martin Heidegger, Maurice Merleau-Ponty, dan Jean-Paul Sartre. Kata Fenomenologi sendiri terdiri dari dua kata yaitu 'phenomenon' dan 'logos' yang artinya 'interpretasi logis' dari suatu fenomena. Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu phaenesthai, yang memiliki arti menunjukkan dirinya sendiri atau menampilkan. The Oxford English Dictionary membagi fenomenologi dalam dua bagian penting yaitu: The science of phenomena as distinct from being; Division of any science which describes and classifies its phenomena. Beberapa ciri khas metode fenomenologi ialah deskriptif; reduktif; mencari esensi; keterarahan; dan keunikan manusia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Popular Culture Studies: An Analysis of Puritan’s Hegemony in The Nathaniel Hawthorne’s The Scarlet Letter

A Short Story #1; A Fairy Tale - A Moment of Joy in a Previous Life

Pendekatan Pluralistik Religious