Pendekatan Mistis dan Sufistik: Pengaruh Mistis dan Sufistik di dalam dunia Modern Islam Studi Islam

Epistemologi Mistis dan Sufistik

Mistisisme adalah ajaran yang ilmu pengetahuannya berkaitan dengan pengalaman langsung, bukan melalui metafisika ataupun penjelasan rasional tentang yang mutlak. Tetapi, secara epistemik, mistisisme bersifat sangat personal, karenanya tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam Islam, mistisme bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dengan Allah sehingga menimbulkan kesadaran akan adanya komunikasi atau dialog antara ruh manusia dan Tuhan, dengan jalan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Kesadaran tersebut semakin dekat kepada Tuhan dalam arti bersatu dengan Tuhan yang dalam istilah Arab disebut ittihad dan istilah Inggris Mystical Union. Sufisme merupakan ikhtiar meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi yang unggul. Nilai-nilai yang diajarkan seperti kesabaran, optimisme, dan keikhlasan. Ajaran yang menekankan pembersihan diri ini dapat merubah manusia menjadi lebih baik, penuh cinta kasih dan semakin dekat kepada Allah SWT. 

Pengaruh Mistis dan Sufistik di dalam dunia Modern

Sufisme modern, menurut perspektif Bruinessen and Howell, memandang bahwa tradisi sufisme yang bersifat konvensional tidak lagi kompatibel pada era modern. Sedangkan mistisisme modern adalah peningkatan mutu serta penguatan ulang ajaran Islam agar dapat dipahami dengan baik oleh generasi saat ini. Hal ini dianggap perlu karena tuntutan zaman yang lebih cenderung kepada pola pikir dan gaya hidup yang serba canggih sehingga lahirlah lingkungan modern dan upaya pembersihan dan pembuangan analisis pemikiran klasik kepada seuatu yang bersifat rendah. Masyarakat modern didominasi oleh pandangan hidup materialistik, pragmatis, dan sekularistik. Akibatnya terjadi desaklarisasi kehidupan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Popular Culture Studies: An Analysis of Puritan’s Hegemony in The Nathaniel Hawthorne’s The Scarlet Letter

A Short Story #1; A Fairy Tale - A Moment of Joy in a Previous Life

Pendekatan Pluralistik Religious